Pembesaran Prostat Jinak

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
3 min readMay 9, 2020

--

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior dari kandung kemih dan membungkus uretra bagian posterior. Bentuknya menyerupai buah kemiri dengan berat kurang lebih 20 gram, secara hormonal tergantung dari produksi hormon testosteron dan dehidrotestosteron (DHT). Fungsi dari kelenjar prostat adalah menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat, berguna untuk lubrikasi dan memberi nutrisi sperma. Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia, maka dapat membuat buntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.

Pembesaran prostat jinak atau dalam bahasa medis lebih dikenal dengan nama Benign Prostate Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan pembesaran/pertumbuhan kelenjar prostat yang menyebabkan sumbatan pada uretra dan menyebabkan terjadinya gejala pada traktus urinarius bawah (LUTS), infeksi saluran kemih (ISK), hematuria, hingga menimbulkan gangguan pada traktus urinarius bagian atas. BPH ini diakibatkan karena pertumbuhan/proliferasi sel epitel dan stroma dari prostat. Diperkirakan 50% laki-laki menunjukkan histopatologi BPH pada usia 60 tahun dan jumlahnya meningkat menjadi 90% pada usia 80 tahun.

Gejala klinis BPH yang seringkali ditemukan dibagi dalam 2 keluhan yakni gejala obstruksi dan gejala iritasi. Keluhan karena obstruksi antara lain berupa penurunan kekuatan dan besarnya aliran urin, perasaan pengosongan urin dari kandung kemih yang tidak tuntas, double voiding, straining urinate (mengedan), dan post-voiding dribbling (menetes setelah miksi). Sedangkan pada gejala iritasi antara lain urgency, peningkatan frekuensi berkemih, dan nokturia.

Riwayat perjalanan penyakit biasanya merupakan dasar untuk mendiagnosis BPH, seperti mulai dan lamanya gejala timbul, beratnya gejala, bagaimana mereka mempertahankan kualitas hidupnya, serta usaha pengobatan yang telah dilakukan. Colok dubur merupakan prosedur pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter untuk menilai ukuran, bentuk, batas, dan konsistensi kelenjar. Evaluasi dengan menggunakan parameter AUA Symptom Index, I-PSS juga diperlukan.

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah urinalisa, pemeriksaan PSA (Prostate Spesific Antigen) dan PAP (Prostatic Acid Phosphatase). Pemeriksaan lain diantaranya adalah uroflowmetry, USG baik transrektal maupun transabdominal, dan sistoskopi.

Tatalaksana pada penderita BPH ialah dimulai dari terapi observasi (watchful waiting), terapi medikamentosa, hingga terapi pembedahan. Beberapa studi melaporkan terjadinya resolusi spontan dan pengurangan gejala scara signifikan pada beberapa pria yang mengalami hiperplasia prostat terutama pada penderita dengan skor AUA 0–7.

Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan obat-obatan penghambat adrenergik alfa seperti alfuzosin, doxazosin, terazosin, tamsulosin. Tujuan lain mengurangi volume prostat sebagai komponen statik dengan cara menurunkan kadar hormon testosteron/DHT melalui penghambat 5a-reduktase seperti dutasteride, finasteride.

Penyelesaian masalah penderita BPH jangka panjang yang paling baik untuk saat ini adalah pembedahan. Desobstruksi kelenjar prostat akan menyembuhkan gejala obstruksi dan miksi yang tidak lampias. Beberapa tindakan pembedahan yang dilakukan untuk BPH: operasi terbuka, TURP, TUIP, Electrovaporization of prostate, TUNA, laser prostatectomy, balloon dilatation, intraurethral stents, thermotherapy.

Setiap penderita BPH yang telah mendapatkan pengobatan perlu kontrol secara teratur untuk mengetahui perkembangan penyakitnya. Jadwal kontrol bergantung pada tindakan apa yang telah dijalankan. Secara prognosis, lebih dari 90% akan mengalami perbaikan gejala yang dialami, sekitar 10% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun ke depan.

Copyright 2020

Dr. Benny Hartono, SpB

RS Siloam Jambi

RS St. Theresia Jambi

RS Bhayangkara Jambi

--

--

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Written by dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Dokter bedah umum di kota jambi. Berbagi seputar artikel kesehatan dan tips kesehatan. Untuk saat #Dirumahaja dan #SocialDistancing untuk menghentikan penularan

No responses yet