Pankreatitis Akut

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
3 min readNov 16, 2020

--

Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Secara klinis pankreatitis akut ditandai nyeri perut akut yang disertai dengan kenaikan enzim dalam darah dan urin. Perkembangan penyakitnya sangat bervariasi dari ringan yang sembuh sendirinya sampai sangat berat disertai dengan renjatan dengan gangguan ginjal dan paru yang berakibat fatal. Faktor yang menentukan beratnya pankreatitis akut sebagian besar belum diketahui. Hampir 80% kasus pankreatitis akut, jaringan pankreas mengalami inflamasi tetapi masih viabel, sisanya 20% mengalami nekrosis pankreas yang merupakan komplikasi berat, mengancam jiwa dan memerlukan perawatan intensif.

Pankreatitis dapat merupakan episode tunggal atau berulang. Dalam perjalanannya pankreatitis dapat berkembang sebagai pankreatitis akut dimana fungsi pankreas akan kembali normal, sedangkan pankreatitis kronik terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen. Dari beratnya proses peradangan dan luasnya nekrosis parenkim dapat dibedakan:

  • Pankreatitis akut tipe interstisial terdapat nekrosis lemak di tepi pankreas dan edema interstisial, biasanya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya
  • Pankreatitis akut tipe nekrosis yang setempat atau difus

Diantara kedua tipe ini terdapat bentuk nekrosis hanya sebagian dan sebagian besar pankreas edema dan membengkak. Keadaan ini menjurus pada timbulnya pseudokista dengan fungsi pankreas terganggu selama beberapa waktu.

Angka kejadian pankreatitis sangat bervariasi, hal ini disebabkan antara lain faktor lingkungan, alkoholisme, batu empedu dan lainnya. Di negara maju pankreatitis seringkali berhubungan erat dengan penyalahgunaan pemakaian alkohol dan penyakit hepatobilier. Penyebab lainnya antara lain trauma pada pankreas, fibrosis saluran pankreas, diabetes, gagal ginjal, herediter, pemakaian obat tertentu, infeksi virus, iatrogenik akibat ERCP dan idiopatik.

Gejala klinis yang dialami penderita pankreatitis akut dengan keluhan mencolok adalah rasa nyeri yang timbul tiba-tiba, terus-menerus dan makin lama bertambah. Sebagian besar rasa nyeri terletak di ulu hati, nyeri ini dapat menjalar ke punggung kadang menyebar seluruh perut. Selain rasa nyeri didapatkan pula gejala mual dan muntah serta demam, bila berat dapat terjadi tanda kolaps kardiovaskular, renjatan dan gangguan pernafasan. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda peritonitis dan ileus paralitik, tanda ikterus ditemukan pada sebagian kasus. Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh kenaikan enzim amilase atau lipase serum, peningkatan leukosit, tes fungsi hati yang terganggu dan peningkatan kadar glukosa darah.

Penyulit terutama terjadi pada pankreatitis akut tipe hemoragik nekrosis. Sebagai penyulit lokal antara lain pembentukan pseudokista, abses di sekitar pankreas, peradangan organ sekitar, pembentukan fistula, ikterus obstruktif serta kadang terjadi pembentukan ascites. Penyulit bersifat lebih umum antara lain sepsis, kelainan paru, kelainan kardiovaskular dengan renjatan, gangguan saraf pusat, perdarahan saluran cerna akibat nekrosis duodenum/kolon, gangguan ginjal dan gangguan metabolik. Akhir-akhir ini untuk menentukan prognosis pankreatitis akut, dipakai skor APACHE II.

Diagnosis pankreatitis akut dapat ditegakkan bila penderita dengan nyeri perut bagian atas yang timbul tiba-tiba disertai kenaikan amilase serum/urin ataupun nilai lipase serum sedikitnya 2x nilai normal tertinggi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dibuat adalah ultrasonografi maupun CT scan. Tatalaksana pada pankreatitis akut tindakan konservatif pemberian antinyeri yang kuat, pankreas diistirahatkan dengan penderita dipuasakan, diberikan nutrisi melewati infus, penghisapan cairan lambung berkala. Antibiotik diberikan pada penderita dengan demam tinggi selama lebih dari 3 hari atau pankreatitis yang diakibatkan karena batu empedu/pankreatitis berat.

Indikasi tindakan bedah bila dicurigai adanya infeksi pankreas yang nekrotik terbukti dengan aspirasi jarum halus dan ditemukan pengumpulan udara pada pankreas dengan pemeriksaan CT scan. Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa waktu bilamana timbul penyulit seperti pembentukan pseudokista atau abses, pembentukan fistula, ileus karena obstruksi pada usus, ikterus obstruksi, dan pada perdarahan hebat retroperitoneal. Tindakan pembedahan yang dikerjakan adalah laparotomi, lavase terus-menerus dan pembuangan jaringan nekrotik.

Penulis oleh :

Dr. Benny Hartono, Sp.B

Dokter Ahli Bedah Kota Jambi

--

--

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Written by dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Dokter bedah umum di kota jambi. Berbagi seputar artikel kesehatan dan tips kesehatan. Untuk saat #Dirumahaja dan #SocialDistancing untuk menghentikan penularan

No responses yet