Mengenai varises

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
3 min readAug 10, 2020

--

Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik yang berkelok-kelok dan ditandai oleh katup di dalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Pada varises kecuali pelebaran, juga terdapat kelainan vena yang berbeda-beda, bentuk yang berkelok-kelok, dan hilangnya elastisitas dinding vena sehingga katup tidak berfungsi lagi. Varises terutama terjadi pada tungkai, bisa terjadi pula pada vulva, skrotum, esofagus bagian distal, dan rektum.

Penyebab dari pelebaran suatu vena belum sepenuhnya diketahui. Faktor risiko terjadinya varises antara lain kehamilan, berat badan yang berlebihan, peradangan, keturunan, usia tua, ataupun pekerjaan yang kurang gerakan.

Patofisiologi varises primer bermula pada kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar kemudian diikuti oleh katup yang tidak berfungsi. Vena perforantes dengan katupnya masih tetap normal. Sedangkan pada varises sekunder bermula dengan insufisiensi vena perforantes, vena dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer. Tidak berfungsinya katup vena perforantes biasanya disebabkan oleh kelainan pada sistem vena dalam.

Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, sebaliknya ada varises kecil yang memberikan bermacam-macam gejala. Gejala varises antara lain :

1. Rasa pegal pada ekstremitas yang akan bertambah bila berdiri lama dan berkurang bila ekstremitas ditinggikan

2. Kadang-kadang terjadi penyulit berbentuk koreng di daerah mata kaki yang sukar sembuh. Biasanya didahului oleh kelainan kulit berupa eksim yang sering disertai peradangan

3. Pendarahan dapat terjadi kalau kulit di atas varises perifer menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma ringan

4. Keluhan dari segi kosmetika

Pemeriksaan fisik dilakukan :

  1. Untuk menentukan kompetensi katup-katup vena superfisial dan vv. komunikantes digunakan tes Brodie Tredelenburg. Vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang torniket pada paha bagian atas. Penderita diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti katup-katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20–30 detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes tidak kompeten lagi
  2. Untuk menentukan kompetensi katup — katup profunda dilakukan :

a. Tes Perthes. Torniket dipasang pada pangkal paha, penderita diminta berjalan-jalan berkeliling. Bila vena-vena tungkai menjadi melebar, berarti ada obstruksi. Bila tak melebar, berarti vv. komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik melalui sistem profunda

b. Tes perban. Vena-vena superfisial tungkai bawah ditekan dengan perban elastis. Penderita berjalan-jalan selama 10 menit. Bila ada obstruksi pada sistem profunda, penderita akan terasa nyeri

Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita varises antara lain :

  1. Perawatan non pembedahan :

a. Balutan elastik dari ujung kaki sampai ke paha dengan maksud memberikan penekanan yang merata untuk membantu aliran darah vena

b. Latihan untuk memperkuat otot-otot betis, misalnya banyak berjalan

c. Kaki ditinggikan pada waktu tidur uantuk mengurangi edema

2. Perawatan dengan pembedahan :
Vena safena magna pada ekstremitas yang terlibat diikat pada percabangannya dengan vena femoralis dan dipotong, kemudian dengan memakai alat khusus dikeluarkan beserta cabang- cabangnya yang menderita varises. Hal tersebut juga dilakukan pada vena safena parva bila vena tersebut ada varisesnya. Demikian juga semua vena penghubung yang rusak katupnya diikat. Jahitan kulit diusahakan dengan adaptasi kulit sebaik mungkin. Mobilisasi dan berjalan tanpa menekuk lutut dimulai sehari setelah operasi. Pada varises dengan koreng tindakan pembedahan lebih baik daripada perawatan tanpa operasi

3. Perawatan dengan suntikan sklerotik :
Penyuntikan bahan sklerotik dianjurkan bila penderita tidak mau dilakukan operasi atau bila varises masih sedikit. Terdapat dua macam larutan yang dipakai adalah monoetanolamin oleat dan fenol 2% dalam gliserin 30%. Larutan ini disuntikkan dari bagian distal. Di bagian proksimal dipasang torniket agar obat tidak segera masuk ke sirkulasi umum dan dapat bekerja lokal semaksimal mungkin

Info Dokter Benny Hartono, Dokter Bedah Jambi

--

--

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Written by dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Dokter bedah umum di kota jambi. Berbagi seputar artikel kesehatan dan tips kesehatan. Untuk saat #Dirumahaja dan #SocialDistancing untuk menghentikan penularan

No responses yet