Mekanisme Trauma Wajah

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
3 min readJul 22, 2020

--

Seiring kemajuan industri dan meningkatnya mobilitas manusia maka meningkat pula angka kecelakaan lalulintas. Sekitar 70% kecelakaan lalulintas disertai trauma pada kepala dan leher, paling sering pula cedera pada bagian wajah. Trauma wajah mengakibatkan kegawatan dengan variasi yang sangat luas mulai memar, ekskoriasi, laserasi, kehilangan jaringan kulit, subkutis, otot sampai patah tulang wajah. Pada kesempatan ini, akan dibahas beberapa mekanisme trauma yang dapat terjadi pada wajah.

Benturan langsung yang mengakibatkan cedera pada dahi serta patah daerah nasofrontalis. Hantaman benda tumpul pada daerah orbita akan menimbulkan desakan pada rongga bola mata dan diteruskan ke dinding rongga bola mata, menyebabkan terjadi patah daerah tersebut disertai bola mata masuk ke dalam (enoftalmus). Patah tulang seperti ini disebut sebagai “blow out fracture” dasar orbita. Sekitar 80% patah pada daerah margo supraorbita berhubungan dengan patah tulang tengkorak.

Penanganan patah pada daerah sinus frontalis juga perlu diperhatikan, bila tidak terjadi kebocoran cairan otak maka penanganannya tidak perlu tindakan operasi, namun bila terjadi kebocoran perlu dilakukan tindakan kranialisasi untuk menghindari kecacatan dan komplikasi sistem susunan saraf pusat.

Patah daerah tulang hidung berhubungan dengan jalan nafas atas dan sekaligus aspek kosmetik. Terdapat dua tipe patah nasal :

  • Depressed fracture terjadi akibat trauma dari bagian depan bisa terjadi pada salah satu sisi atau keduanya
  • Lateral fracture salah satu sisi tulang nasal terdorong ke dalam atau tergeser keluar, bisa disertai fraktur septum hidung. Bila dijumpai cairan jernih lebih encer daripada darah, hal ini menunjukkan adanya kebocoran cairan otak

Tulang maksila (rahang atas), palatum (langit-langit) dan nasal menyusun sebagian besar midface (bagian tengah wajah). Patah daerah maksila 40% berupa patah tulang Le Fort I, lainnya termasuk Le Fort II atau Le Fort III.

Patah tulang wajah Le Fort I (transverse) adalah patah tulang rahang atas akibat rudapaksa dengan garis patahan transversal melalui dasar hidung. Dijumpai adanya floating maxilla akibat seluruh bidang oklusi maksila terpisah dari wajah. Terapi dilakukan operasi pemasangan suspensi, arch bar atau miniplate.

Pada patah tulang Le Fort II (piramidal) dijumpai garis patahan pada sutura zigomatiko-maksilaris ke arah nasofrontal kemudian ke sisi zigomatiko-maksilaris sebelahnya. Pada pemeriksaan klinis didapatkan racoon sign, maloklusi, hipoestesi daerah infraorbita, step deformity pada infraorbita. Penatalaksaan patah tulang ini berupa reposisi tulang rahang atas, nasoetmoid kemudian pemasangan zigomatikosirkumferensial wiring dan arch bar atau fiksasi dengan menggunakan plat.

Patah tulang Le Fort III adalah patah tulang hingga terlepasnya tengkorak kepala dengan wajah disebut juga craniofacial disjunction. Patah tulang Le Fort III perlu dilakukan pemasangan wire dan plating.

Pada patah tulang rahang bawah benturan langsung dengan kekuatan yang keras akan mengakibatkan patah pada kondilus mandibula atau di korpus mandibula tempat tertanamnya molar III yang merupakan daerah lemah karena korteks tulangnya relatif lebih tipis.

Pada penderita dengan trauma maksilofasial yang berat terlebih bila disertai cedera kepala berat maka dapat terjadi ancaman sumbatan jalan nafas akibat akumulasi darah, gigi tanggal atau sisa makanan pada faring bagian belakang. Kadang pada patah tulang kedua sisi rangan bawah mengakibatkan pangkal lidah jatuh ke belakang dan menimbulkan obstruksi jalan nafas. Dalam hal demikian dianjurkan untuk menarik lidah ke depan, menghisap cairan yang ada di orofaring, kemudian memasang selang nasofaring agar jalan nafas terjamin. Krikotirotomi dilanjutkan dengan trakeostomi sangat berperan menjamin oksigenisasi penderita terutama pada kasus trauma maksilofasial yang disertai perdarahan masif dan gangguan kesadaran.

Dr. Benny Hartono, SpB

#RS Siloam Jambi

#RS St. Theresia Jambi
#RS Bhayangkara Jambi

--

--

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Written by dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Dokter bedah umum di kota jambi. Berbagi seputar artikel kesehatan dan tips kesehatan. Untuk saat #Dirumahaja dan #SocialDistancing untuk menghentikan penularan

No responses yet