Kanker Payudara
Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia insidens tertinggi nomor dua setelah kanker leher rahim. Biasanya kanker ini ditemukan pada usia 40–50 tahun dan terletak terbanyak di kuadran lateral atas. Penyebab kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun terdapat beberapa faktor risiko pada penderita diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara yaitu:
Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
Tidak kawin dan nullipara
Usia menarche <12 tahun
Usia menopause >55 tahun
Terapi hormonal jangka panjang
Memiliki kanker payudara kontralateral
Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
Pernah mengalami radiasi daerah dada
Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara
Secara manifestasi klinis, penderita datang dengan keluhan benjolan/massa di payudara, rasa nyeri, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit, pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan suatu keganasan sampai dibuktikan bukan.
Diagnosis kanker payudara dibuat berdasarkan triple diagnostic procedures (clinical, imaging and pathology). Dalam anamnesis juga ditanyakan apakah ada faktor risiko pada penderita, pengaruh siklus haid terhadap keluhan dan perubahan ukuran tumor (kecepatan tumbuh). Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris/tidak, perubahan warna kulit, evaluasi adanya kelainan papila, letak dan bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit seperti peau d’orange, dimpling, ulserasi, tanda radang, adakah cairan yang keluar pada penekanan daerah papila, edema pada lengan. Tetapkan keadaan tumor yakni lokasi tumor berdasarkan kuadrannya, ukuran, konsistensi, batas tegas/tidak, mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis dan dinding dada.
Selanjutnya diperiksa juga kelenjar getah bening di daerah aksila (ketiak), supra dan infraklavikula serta KGB leher utama. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hati (rasa eneg/massa ikterus obstruksi), otak (nyeri kepala, muntah, paresis), paru (batuk/sesak nafas), dan tulang belakang (nyeri/patah tulang). Dalam pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi payudara, mammografi, dan aspirasi jarum halus (FNAB). Untuk menentukan metastasis dapat dilakukan foto thoraks, bone survey, USG abdomen/hepar, CT scan atau MRI (evaluasi volume tumor).
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan dengan:
1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor <5 cm
2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat dilakukan untuk tumor >5 cm
Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah guna kepentingan pengobatan dan informasi kemungkinan adanya metastasis (transaminase, alkali-fosfatase, kalsium darah, CA 15–3, CEA).
Stadium kanker payudara:
Stadium I: tumor terbatas pada payudara ukuran <2 cm, tidak terfiksasi pada kulit/otot pektoralis, tanpa metastasis KGB aksila
Stadium II: tumor diameter <2 cm dengan metastasis aksila atau tumor diameter 2–5 cm dengan/tanpa metastasis aksila
Stadium IIIa: tumor dengan diameter >5 cm, masih bebas dari jaringan sekitar dengan/tanpa metastasis aksila masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat
Stadium IIIb: tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit/dinding thoraks
Stadium IV: tumor dengan metastasis jauh
Terdapat beberapa modalitas terapi pada kanker payudara:
Pembedahan: terutama untuk kanker payudara stadium awal. Tipe pembedahan antara lain mastektomi radikal, modified radical mastectomy, mastektomi simple, breast conserving surgery.
Radioterapi: merupakan terapi loko-regional pada umumnya eksternal dengan Co-60 atau terapi dengan sinar X. Radioterapi dilakukan sebagai neoadjuvan, adjuvan, dan paliatif.
Kemoterapi: diberikan sebagai kombinasi. Kombinasi kemoterapi yang telah menjadi standar adalah CMF, CAF, CEF, T-A, capecitabine oral, vinoralbine.
Obat-obat target (molecular targeting therapy): ditujukan terutama bila ada indikasi adanya ekspresi protein tertentu pada jaringan kanker. Pemberian trastuzumab (ekspresi Her2/Neu), bevacizumab (ekspresi VEGF/R).
Terapi hormonal: pemberian terapi hormonal terutama pada penderita kanker payudara dengan reseptor hormonal yang positif terutama ER dan PR positif. Beberapa obat-obatan yang digunakan sebagai terapi hormonal adalah tamoksifen, aromatase inhibitors (letrozole, anastrozole, exemestan), GnRH (groserelin, leuprolide), megestrol acetate, mefepristone.
Diagnosis banding
Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang terdapat pada usia muda (15–30 tahun). Terapi tumor ini dengan cara eksisi.
Kelainan fibrokistik, tumor berbatas tidak tegas, konsistensi padat, kenyal/kistik, nyeri terutama menjelang haid, biasanya bilateral/multipel. Terapi tumor ini dengan medikamentosa simptomatis.
Cystosarcoma phylloides menyerupai FAM yang besar, berbatas tegas, mobile, ukuran dapat mencapai 20–30 cm. Terapi tumor ini dengan mastektomi simpleks.
Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran ASI. Tumor ini terdapat pada ibu yang sedang menyusui.
Mastitis, infeksi pada payudara dengan tanda radang, bahkan dapat berkembang menjadi abses.