Batu Saluran Kemih

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
4 min readJul 5, 2020

--

Permasalahan batu saluran kemih telah ada sejak zaman dahulu. Salah satu bukti ditemukannya batu pada kandung kemih pada seorang mumi. Di negara berkembang banyak dijumpai batu buli- buli sedangkan di negara maju banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas penderita sehari-hari.

Penyebab batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan idiopatik. Secara epidemiologi, terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih.

Faktor intrinsik antara lain :

  • Herediter (keturunan), diduga diturunkan dari orang tuanya
  • Umur : paling sering didapatkan pada usia 30–50 tahun
  • Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak menderita dibandingkan perempuan

Faktor ekstrinsik antara lain :

  • Geografi : beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang cukup tinggi dibanding daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
  • Iklim dan temperatur
  • Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium air dikonsumsi dapat meningkatkan angka kejadian batu saluran kemih
  • Diet : diet tinggi purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadi penyakit batu
  • Pekerjaan : sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang beraktivitas

Proses pembentukan batu saluran kemih terutama terjadi pada tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (pada sistem kalises ginjal atau buli-buli), adanya kelainan bawaan pada anatomi pelvikalises, divertikel, obstruksi kronis (pembesaran prostat, striktur, buli neurogenik). Batu terdiri aras kristal yang tersusun oleh bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal tersebut berada dalam keadaan tetap larut dalam urin, jika ada keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal maka terbentuklah inti batu kemudian mengadakan aggregasi sehingga menjadi kristal yang lebih besar.

Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri dari batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat, sedangkan yang lainnya berasal dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu infeksi), batu xanthin, batu sistin, dan batu lainnya.

Batu kalsium : batu jenis ini paling banyak dijumpai 70–80% dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran keduanya.

Faktor terjadinya batu kalsium adalah :

  • Hiperkalsiuri : kadar kalsium dalam urin lebih besar dari 250–300 mg/24 jam (peningkatan penyerapan kalsium melalui usus, gangguan kemampuan penyerapan kalsium melalui ginjal, penyakit hiperparatiroidisme primer atau tumor paratiroid)
  • Hiperoksaluri : kadar oksalat urin lebih dari 45 gram/24 jam (banyak mengkonsumsi makanan kaya oksalat : teh, kopi instan, minuman soft drink, arbei, jeruk sitrun, bayam
  • Hiperurikosuria : kadar asam urat dalam urin melebihi 850 mg/24jam (banyak mengkonsumsi banyak purin)
  • Hipositraturia : terjadi pada mereka dengan penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi, pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama
  • Hipomagnesuria : terjadi pada mereka dengan penyakit inflamasi usus dan gangguan malabsorbsi

Batu struvit (batu infeksi) disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman yang sering kali sebagai penyebab adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, E. coli, Pseudomonas dan Stafilokokus.

Batu asam urat : diantara 75–80% batu asam urat terdiri dari asam urat murni dan sisanya merupakan campuran kalsium oksalat. Batu asam urat banyak diderita oleh mereka dengan penyakit gout, mieloproliferatif, mendapatkan terapi antikanker, dan menggunakan obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, salisilat), kegemukan, peminum alkohol dan diet tinggi protein.

Batu sistin didapatkan karena kelainan absorbsi sistin dalam mukosa usus, batu xanthin terbentuk karena penyakit bawaan defisiensi enzim xanthin oksidase. Sedangkan batu silikat terjadi akibat pemakaian antasida yang mengandung silikat berlebihan serta dalam jangka waktu lama.

Keluhan yang paling sering dirasakan ialah nyeri pada pinggang baik berupa kolik maupun nonkolik. Batu yang terletak di bagian ureter dirasakan penderita sebagai nyeri pada saat berkemih atau sering kencing. Kencing berdarah sering dikeluhkan karena adanya trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal akibat hidronefrosis, terlihat tanda gagal ginjal, retensi urin dan jika disertai infeksi didapatkan demam.

Pada pemeriksaan laboratorium urin menunjukkan adanya leukosituria, hematuria, dan dijumpai kristal pembentuk batu. Pemeriksaan fungsi ginjal untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal.

Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan antara lain :

Foto polos abdomen : bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio-opak di saluran kemih

  • Pielografi intra vena : bertujuan untuk menilai anatomi dan fungsi ginjal
  • Ultrasonografi : dapat untuk menilai adanya batu di ginjal, buli, hidronefrosis, atau pengkerutan ginjal
  • CT Scan : menilai lebih detail mengenai adanya batu di setiap lokasi saluran kemih, kelainan ginjal, buli dan sebagainya

Penatalaksanaan batu saluran kemih pada prinsipnya secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat di kemudian hari. Beberapa modalitas dalam penanganan batu salurah kemih :

  • Medikamentosa (pemberian obat-obatan) : ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5mm, diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan untuk mengurangi nyeri, pemberian diuretik, dan minum banyak agar mendorong batu dapat keluar
  • ESWL : alat yang berfungsi untuk memecah batu tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan
  • Endourologi : tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih dengan cara memecah batu, kemudian mengeluarkannya melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Beberapa tindakan endourologi : PNL, lithotripsi, URS, ekstraksi Dormia, Bedah laparoskopi
  • Bedah terbuka : di rumah sakit yang belum memiliki fasilitas canggih, pengambilan batu dapat dilakukan dengan pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka antara lain : pielolitotomi, nefrolitotomi, ureterolitotomi, vesikolitotomi

Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :

  • Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2–3 liter per hari
  • Aktivitas harian yang cukup
  • Pemberian medikamentosa
  • Diet rendah protein, rendah oksalat, rendah garam dan rendah purin

Ditulis oleh :
Dr. Benny Hartono, SpB RS Siloam Jambi
RS St Theresia Jambi
RS Bhayangkara Jambi

--

--

dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS
dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Written by dr. Benny Hartono, Sp.B, FInaCS

Dokter bedah umum di kota jambi. Berbagi seputar artikel kesehatan dan tips kesehatan. Untuk saat #Dirumahaja dan #SocialDistancing untuk menghentikan penularan

No responses yet